indrawan's blog

indrawan's blog
let's reading

Jumat, 29 November 2013

ENJOY YOUR LIFE



MEREKA YANG TIDAK MENGAMBIL MANFAAT



saya ingat suatu ketika sebaris pesan masuk keponselku. Yang bacanya : “untuk syeikh, apa hukumnya bunuh diri ?”

saya menghubungi pengirim untuk menemui seorang remaja di seberang jalan.

Saya katakan, “saya minta maaf, saya tidak mengerti pertanyaanmu. Dapatkah kamu mengulangi pertanyaanmu ?”

Dia mengatakan dengan tegas, “pertanyaanku cukup jelas. Apa hukumnya bunuh diri ?”

Saya memutuskan untuk mengejutkannya dengan jawaban yang tidak disangka-sangka, kemudian saya 
katakan, “hal itu dianjurkan !”

Dia berteriak, “Apa ?!”

Saya katakan, “bagaimana kalau kita membicarakan jalan terbaik untuk kamu melakukannya ?”

Remaja tersebut terdiam.

Saya katakan kepadanya, “OK. Kenapa kamu ingin melakukan bunuh diri ?”
Dia berkata, “karena, saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Orang-orang tidak ada yang mencintaiku. Kenyataannya, saya benar-benar gagal…”, dan selanjutnya dia mulai menceritakan panjang lebar kepada saya tentang kegagalannya dalam mengembangkan kecakapan diri dan ketidakberhasilannya dalam memanfaatkan potensinya.

Inilah permasalahan yang dihadapi oleh kebanyakan orang.                                                                  Mengapa setiap kita memandang diri kita begitu rendah ?

Mengapa kita layangkan pandangan kita kepada orang-orang yang berdiri dipuncak gunung, sementara kita memandang diri kita sendiri tidak mampu mencapai puncak seperti mereka, atau memanjat sejajar dengan mereka ?

Barangsiapa yang takut mendaki gunung                                                                                                    Hiduplah dia di lembah selamanya

Tahukah anda siapa yang tidak mampu mengambil manfaat dari buku ini ? atau buku yang lain yang serupa dengannya, dalam hal tersebut ?

Dialah orang yang malang yang menyerah pada kesalahan dan menjadi puas dengan kemampuannya yang terbatas, dan berkata,” ini adalah tabiatku. Aku sudah terbiasa menggunakannya; saya tidak dapat merubah jalanku. Setiap orang tahu bahwa siapa saya sebenarnya. Saya tidak akan pernah bisa berbicara seperti Khalid, atau ceria seperti ahmad, atau ziyad yang disukai oleh orang banyak. Hal itu mustahil.”

Suatu hari aku duduk dengan seorang lanjut usia di sebuah majelis. Semua yang hadir adalah orang-orang yang memiliki keahlian dan kemampuan yang biasa-biasa saja. Orang tua tersebut sedang sibuk berbicara dengan orang-orang yang berada disekitarnya. Dia tidak menonjol dari kebanyakan orang dalam berbagai hal, kecuali dari umurnya yang telah lanjut.

Saya mulai membawakan suatu ceramah kuliah dan selama ceramah saya mengutip fatwa-fatwa yang pernah disampaikan oleh syaikh ‘Allamah ‘Abd al-aziz ibn baz. Setelah saya selesai orang tua itu berkata kepada saya dengan bangga, “syaikh ibn baz dan saya adalah teman baik. Kami pernah belajar bersama di masjid kepada syaikh Muhammad bin Ibrahim kurang lebih empat puluh tahun yang lalu.”

Saya mulai memandangi orang tua itu dan terlihat diwajahnya rona kebahagiaan setelah memberikan informasi tersebut kepada saya. Dia begitu gembira pernah berteman dengan seorang yang sukses didalam hidupnya.

Saya berkata pada diri sendiri,”pria yang malang ! mengapa kamu tidak sesukses ibn baz ? kalau kau tahu jalan menuju kesuksesan, mengapa kau tidak menempuhnya ? mengapa ketika ibn baz wafat, orang-orang menangis untuknya diatas mimbar-mimbar, mihrab-mihrab, dan dikantor-kantor, serta diberbagai negeri berduka atas kepergiannya; tetapi, ketika kematian menjemputmu, mungkin, tak satupun orang akan meneteskan air mata, kecuali hanya sekedar kebaikan dan kebiasaan saja!”

Mungkin masing-masing dari kita boleh berkata,”kami mengenal si fulan dan pernah duduk dengan si fulan.” Tapi bukan itu yang patut dibanggakan. Yang patut untuk dibanggakan adalah ketika kau bisa mencapai puncak seperti mereka. Jadilah pemberani dan mulai dari sekarang bulatkanlah tekad untuk menggunakan seluruh potensimu. Jadilah orang yang sukses. Rubahlah kecemberutan di wajahmu dengan sebuah senyuman, tekanan batin dengan kegembiraan, kekikiran dengan kedermawan, dan kemarahan dengan kesabaran. Jadikan musibah sebagai kegembiraan dan keimanan sebagai senjata !

Nikmatilah hidupmu, hidup ini begitu singkat dan tidak ada waktu lagi untuk bersedih.

Sebagaimana kamu melakukan hal itu, karena alasan itulah saya menulis buku ini. Sehingga aku berjuang hingga akhir, dengan izin Allah.

Kamu akan berjuang bersama kami jika… kamu cukup berani mengambil keputusan dan gigih dalam mengembangkan potensi keahlianmu, dan jika kamu hendak mengambil keuntungan dari kecakapan dan potensimu.

1 komentar: