TEKNIK PEMBUATAN DAN PERENCANAAN PENULISAN
SOAL
DISUSUN OLEH KELOMPOK V :
INDRAWAN SAKTI RAMLI
SARIATY
ZIKRIANA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH KENDARI
SULAWESI
TENGGARA
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil
‘alamin, segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Rabb
semesta alam yang telah menghendaki terselesaikannya tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Shalawat berbingkai salam tak lupa juga penulis hanturkan kepada
junjungan Nabi umat islam Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni
Islam Rahmatan Lil ‘alamin.
Makalah
dengan topik pembahasan “TEKNIK PEMBUATAN DAN PERENCANAAN PENULISAN SOAL” ini
disusun dengan ringkas, dengan harapan agar pembaca dapat memahami dan
mengambil manfaat dari makalah ini. Terselesaikannya pembuatan makalah ini,
tidak terlepas dari bantuan pihak lain.
Oleh
karena itu tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis
menyadari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan
isi dari pembahasan topik ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.
Kendari,
26 Oktober 2013
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan
belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah memberikan
nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan
kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes. Tes
sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).
Ada beberapa
prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun
tes hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional
khusus untuk mata pelajaran yang telah diajarkan, atau mengukur kemampuan dan
keterampilan peserta didik yang diharapkan, setelah mereka menyelesaikan suatu
unit pengajaran tertentu. Pertama, tes hasil belajar harus dapat mengukur
secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
instruksional.
Kedua, butir-butir tes
hasil belajar harus merupakan sampel yang representative dari populasi bahan
pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap dapat mewakili seluruh
performance yang telah diperoleh selama pesrta didik mengikuti suatu unit
pengajaran. Ketiga, bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus
dibuat bervariasi. Keempat, tes hasil belajar harus didasain sesuai dengan
kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Kelima, tes hasil belajar
harus memiliki realibilitas yang dapat diandalkan. Keenam, tes hasil balajar
disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, juga
harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk
memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis dapat menentukan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam bab pembahasan adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimanakah
cara mempersiapkan soal esay tes ?
2.
Bagaimanakah
cara menyusun soal-soal esai ?
3.
Bagaimana
cara pembuatan kisi-kisi soal tes ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk membahasa tentang teknik penyusunan soal-soal dan perencanaan
penulisan soal-soal
adapun manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan para pembaca
dan penulis dapat mengambil pelajaran dari apa yang termaktub dalam makalah
ini.
BAB II PEMBAHASAN
A. Cara Merencanakan
Penyusunan Soal-Soal
Untuk menyusun soal-soal esai sebagai indikator-indikator dari
pencapaian murid terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari, beberapa
ketentuan perlu diperhatikan khusus mengenai penyusunan tes esai, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tentukan
bahwa murid tidak akan menjawab terlalu banyak atau terlalu panjang sehingga
waktu tidak cukup.
Soal-soal esai yang baik menuntut agar
murid menganalisis soal itu dengan teliti, menentukan apa yang dituntut dan apa
yang tidak dituntut (oleh soal) dalam jawaban, memikirkan tentang cara
mengorganisasi jawaban yang paling cocok, kemudian menuliskan jawaban tersebut.
Proses ini memakan waktu: makin kompleks suatu pertanyaan atau soal, makin
membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Jika
beberapa soal esai akan diberikan, usahakan agar ada rentetan kesukaran dan
kompleksitasnya.
Kebanyakkan tes yang dibuat guru
bertujuan untuk membedakan tingkat penguasaan dan pencapaian murid terhadap
bahan pelajaran yang telah diajarkan. Jika semua soal esai itu sukar dan
kompleks, beberapa orang murid yang kurang kemampuannya tidak akan menghasilkan
jawaban yang akseptabel terhadap satu soal pun dari soal-soal tersebut. Akan
tetapi, jika soal-soal itu semuanya mudah dan sederhana kita akan memperoleh
pengukuran yang tidak memadai dari apa yang sebenarnya yang dapat dilakukan
oleh murid yang lebih pandai. Dengan memberikan variasi terhadap kesulitan dan
kompleksitas soal –soal itu, guru dapat memproleh informasi tentang murid, baik
yang pandai maupun yang tidak pandai.
3. Kebanyakan
tes yang diberikan dikelas (Classroom tests ) menuntut semua murid untuk
menjawab soal-soal yang sama.
Jika suatu tes esai digunakan untuk
menilai pencapaian tujuan-tujuan suatu program umum dari pengajaran, tiap murid
dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama. Memberikan suatu
pilihan soal atau pertanyaan akan mengurangi dasar umum (common basis),
yang terhadap individu-individu yang berbeda-beda dapat dibandingkan.
Tentu saja, bila diperlukan, dapat
juga kita memberikan pilihan terhadap soal-soal yang kita buat. Hal ini
diperlukan, misalnya, jika sejumlah murid telah mempelajari bermacam-macam hal,
atau jika tujuan pengajaran memang dibedakan bagi bermacam-macam murid. Dalam
kondisi seperti ini, murid dapat diharapkan untuk memiliki keluasan kompetensi
yang berbeda-beda.
4. Tulislah
seperangkat petunjuk umum tes tersebut.
Pada kebanyakkan tes esai yang
diberikan dikelas, soal-soal itu didahului hanya dengan kata-kata “jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut”. Pernyataan ini tidaklah memadai sebagai
petunjuk bagi murid dalam menjawab soal-soal atau pernyataan itu.
Petunjuk yang baik bagi suatu tes esai
hendaknya mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1.
Rencana
umum yang harus digunakan murid dalam mengerjakan tes itu;
2.
Bagaimana
bentuk jawaban itu harus ditulis;
3.
kriteria
umum yang akan digunakan dalam menilai jawaban-jawaban tersebut; dan
4.
Waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan tes tersebut.
B.
Teknik Penulisan Soal-Soal
Untuk menyusun soal-soal esai yang
lebih efektif perlu kiranya guru atau pembuat tes memperhatikan saran purwanto
(2008), seperti berikut :
a. Sebelum
memulai menulis soal yang dimaksud hendaknya jelas dalam pikiran kita proses
mental manakah yang kita harapkan dari murid utnuk menjawab soal tersebut.
Guru atau penyusun tes harus memahami
benar-benar mavam-macam jenis respons stimulus (jenis soal) yang diperlukan
untuk menimbulkan atau memancing keluarnya respon-respon tersebut. Dengan kata
lain, sebelum menuliskan suatu soal esai, guru hendaknyamenentukan lebih dulu
pengetahuan atau kecakapan murid yang bagaimana yang hendak kita evaluasi. Jika
hal ini sudah jelas, barulah guru mulai menyusun soal-soal yang sesuai dengan
kecakapan yang hendak dinilai itu.
b. Gunakanlah
bahan-bahan atau himpunan bahan-bahan dalam menyususn soal-soal esai tersebut.
Seperti kita ketahui, soal esai dimaksudkan
untuk mengetahui atau menilai kemampuan murid mengemukakan pendapat dan buah
pikirannya dalam bentuk uraian tertulis. Untuk menentukan apakah seorang murid
dapat mengerjakan hal seperti itu, guru atau penyusun tes harus dapat membawa
mereka (dengan soal yang dibuatnya) kedalam suatu siatuasi yang mengahruskan
mereka melakukan lebih dari hanya mereproduksi atau mengingat bahan pelajaran
seperti yang ernah diprolehnya dalam buku teks atau didlam diskusi dan ceramah
dalam kelas.
c. Mulailah pertanyaan
atau soal esai itu dengan kata-kata seperti: “bandingkan, berilah alas an,
berilah contoh-contoh yang sesuai, terangkan bagaimana, jelaskan/ramalkan apa
yang akan terjadi jika, jelaskan pendapat anda”
Penggunaan kata-kata seperti itu, jiak
dikombinasikan dengan penggunaan bahan-bahan, akan membantu guru atau penyusun
soal untuk menyatakan tugas-tugas yang dituntut dari murid untuk memilih, men
gorgaisasi atau menysusn dan mengunakan pengeathuan mereka.
Janganlah memulai soal esai dengan kata-kata:
“apa, siapa, kapan, bilamana, berapa”, karena kata-kata ini cenderung untuk
menuntut pengerjaan yang berdifat reproduksi atau mengingat kembali apa yang
telah diterangkan atau dibaca dalam buku. Hal yang demikian tidak sesuai dengan
maksud dan tujuan soal esai.
d. Tulislah
pertanyaan atau soal esai itu sedemikian rupa sehingga tugas apa yang harus
dilakukan murid jelas dan tidak mempunyai arti ganda (ambiguous) bagi
setiap murid
Kita menghedaki suatu skor yang merupakan
penelitian terhadap suatu kemampuan khusus (specified task) dari murid,
dan bukan bagaimana murid dapat memahami tugas apa yang dia perkirakan untuk
dilakuakn. Dengan kata lain, jawaban soal esai jangalah terlalu umum, sehingga
menyulitkan guru. Utnuk menskornya akibat dari jawaban-jawaban murid yang
heterogen, dan dengan soal yang jawabannya hanaya diterka-terka (guessing)
serta mutu jawaban yang berbeda-beda.
e. Soal esai
berhubungan dengan hal-hal yang merupakan “controversial issue” dalam
masyarakat.
Penyusunannya hendaknya diarahkan untuk
menilai bagaimana pendapat dan pengertian murid terhadap issue yang
ditanyakan, dan bukan untuk menuntut murid agar menerima suatu kesimpulan atau
cara pemecahan tertentu. Kita mengetahui bahwa terhadap banyak issue
yang dialami individu dan masyarakat tidak ada jawaban atau kesimpulan yang
bersifat umum atau yang dianggap benar oleh semua orang.
Dengan soal semacam ini guru hendaknya jangan
menilai apakah pendapat murid sesuai dengan pendapatnya atau sesuai dengan apa
yang telah diterangkan, tetapi ia hendaknya menilai bagaimana kemampuan murid
dalam mengemukakan pendapatnya sendiri, dan caranya mempertanyakan dengan alas
an yang tepat dan logis.
f. Usahakan
agar soal esai yang kita susun itu benar-benar dapat menimbulkan prilaku (behavior)
yang kita kehendaki untuk dialkuakn oleh murid.
Soal-sola esai buatan guru seringkali bersifat
kurang menuntut kemampuan skil atau aplikasi seperti misalnya:
1. “berilah
defenisi tentang apa yang dimaksud denga puasa?”
2. “apa yang
dimaksud dengan zakat fitrah dan zakat mall? Dan apa pula perbedaannya?”.
Dalam
soal-soal seperti tersebut diatas guru tidak menekankan pada “apa atau
bagaimana pendapat murid itu sebenarnya”, tetapi pada “apakah murid mengetahui
materi factual yang telah dipelajarinya”. Pertanyaan seperti ini bukanlah tidak
boleh, tetapi cenderung bersifat hafalan atau ingatan dan kurang merangsang
murid untuk berfikir yang sebenarnya.
g. Sesuaikan
panjang dan pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat kematangan murid.
Meskipun kompleksitasnyaa dan panjang pendeknya jawaban pada semuaa tingkat
terletak pada kemampuan soal esay itu dalam menuntut murid unttuk memilih dan
mengorganisasi ide-idenya sendiri dengan cara nya sendiri, cara mengorganisasi
dan mengekspresikan jawaban pada murid sd tidak mungkin sama dengan murid slp,
apalagi sla. Sehubungan dengan itu soal 2 yang telah dibicarakan pada nomor 2
dimuka mungkin lebih tepat untuk murid sla daripada untuk murid sd atau pun
slp.
C.
Penulisan Kisi-Kisi Soal Tes
Penulisan kisi-kis soal adalah kerangka dasar
yang dipergunakan untuk penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan
pembelajaran. Dengan kisi-kisi soal ini, maka seorang guru dengan mudah dapat
menyusun soal-soal evaluasi. Kisi-kisi soal inilah yang memberikan batasan guru
dalam menyusun soal evaluasi.
Dengan kisi-kisi penulisan soal maka tidak
akan terjadi penyimpangan tujuan dan sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi
penulisan soal. Guru hanya mengikuti arah dan isi yang diharapkan dalam
kisi-kisi penulsan soal yang dimaksudkan.
Dalam penulisan kisi-kisi soal, guru
harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Nama sekolah
Nama sekolah ini menunjukkan tempat
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang akan dievaluasi proses
pembelajarannya. Ini merupakan identitas sekolah.
2. Satuan pendidikan
Satuan pendidikan menunjukkan tingkatan
pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan
pendidikan ini misalnya SD, SMP,
SMA/SMK.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah mata pelajaran yang akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil
belajar anak-anak. Misalnya Matematika.
4. Kelas/semester
Kelas/semester menunjukkan tingkatan yang akan
dievaluasi, dengan menvantumkan kelas atau semsester ini, maka kita semakin
tahu batasan materi yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5. Kurikulum acuan
Seperti yang kita ketahui model kurikulum di
negeri ini selalu berganti, akhirnya ada tumpah tindih antara kurikulum yang
digunakan dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka kita informasikan
kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan soal. Misalny,
KTSP.
6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai penyediaan
waktu untuk penyelesaian soal. Dengan alokasi ini, maka kita dapa memperkirakan
kesulitan soal. Dan jumlah soal yang harus dibuat guru agar anak-anak tidak
kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7. Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal
yang harus dibuat dan dikerjakan anak-anak sesuai dengan jatah alokasi waktu
yang sudah dikerjakan untuk ujian bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah
memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing soal.
8. Penulis/guru mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata pelajaran
atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat
kelayakan seseorang dalam penuisan kisi-kisi dan soalnya.
9. Standar kompetensi
Standar kompetensi menunjukan kondis standar
yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan dan
pembelajaran. Dengan standar kompetensi ini maka guru dan anak didik dapat
mempersiapakan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar menunjukkan hal yang
seharusnya dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti proses pendidikan dan
pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal aspek ini kita munculkan untuk
mengevaluasi tingkat pencapaiannya.
11.
Materi pelajaran
Ini menunjukkan semua materi yang diberkan untuk proses pendidikan dan
pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini merupakan batasan isi
dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
12.
Indikator soal
Indicator soal menunjukan perkiraan kondisi
yang diambil dalam soal ujian. Indikasi yang bagaimana dari materi pelajaran
yang diterapkan disekolah.
13.
Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah subjektif
tes atau objektif tes. Untuk memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita
harus menentukan bentuk yes dalam setiap materi pelajaran yang kita ujikan
dalam proses evaluasi.
14.
Nomor soal
Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk
materi atau soal yang guru buat. Dal hal ini, setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar, penulisan nomor soal dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu
berurutan.guru dapat menulis secara acak. Misalnya, standar kompetensi A dan komptensi dasar A1
dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya sehingga tidak selalu standar
kompetensi pertama dan kompetensir dasar pertama harus diurutkan di nomor satu.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu :
1.
sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai
oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar
dalam jangka waktu tertentu.
2.
sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat diketahui sudah beberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Dalam penulisan soal harus diperhatikan beberapa urutan yaitu kita
harus memperhatikan Tujuan Tes – memperhatikan SKL – menentukan Materi –
Menentukan Kisi-kisi atau indikator – lalu baru melakukan penulisan soal-
kemudian soal di validasi – selanjutnya sola di cek kaidah penulisan soal dan
dibuatlah pedoman penskorannya.
B.
Saran
Demikian
makalah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan kita sebagai calon
pendidik agar dapat memahami arti dan manfaat perencanaan dalam pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrhman, Dr, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, 2010.
Dimyati, Drs, Mudjiono, Drs, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cifta. 2002.
Harjanto, Drs, Perencanaan
Pengajaran, PT Rineka Cifta, 2008
Ngalim Purwanto, M, Drs, MP, Prinsip-Prinsip Dan
Teknik Evaluasi Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya. Bandung.1997.
Zainal Arifin,Drs, Evaluasi Pembelajaran, PT Rosdakarya, Bandung, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar